MIN 2 Surade Harapkan Bantuan Pemerintah Bangun Pagar Sekolah

Nasional117 Dilihat

SUKABUMI, Fokuskepri.com – Fokuskepri.com – Para orang tua murid sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat merasa resah atas ketentuan pihak sekolah yang memungut Rp 200.000 persiswa dengan dalih untuk biaya pembangunan pagar sekolah.

Sejumlah orang tua murid mengatakan kondisi sekarang memprihatinkan karena sulit mencari uang. Selain itu harga-harga bahan pokok juga naik.

“Tapi nggak berani menolak, takut anak saya dapat masalah di sekolah,” kata seorang tua murid yang tak bersedia disebutkan namanya.

Dia juga mengaku tidak pernah diajak pihak sekolah untuk memusyawarahkan jumlah pungutan untuk pembangunan pagar sekolah.

Baca Juga: Warga Resah Bantuan PKH Distop Tanpa Alasan Jelas

Salah satu sumber media menjelaskan, jumlah murid di sekolah itu sekitar 600 orang. “Jadi kalau semuanya bayar mencapai Rp 120 juta,” katanya.

Sumber itu juga mengatakan bahwa kalau ada pungutan dari orang tua murid harus terlebih dulu dimusyarahkan dengan Komite Sekolah. Namun, menurut dia, hal itu tidak dimusyawarahkan.

Ketua Komite Sekolah MIN 2 Surade, H. Dayat ketika dikonfirmasi wartawan mengatakan, adanya pungutan itu bukan tanggung jawabnya.

“Mestinya ini tanggung jawab kepala sekolah. Kalau saya yang disuruh tanggung jawab, saya juga siap mengundurkan diri,” ujarnya.

Namun salah seorang guru di sekolah itu mengatakan adanya pungutan itu karena kurangnya perhatian pemerintah setempat. “Pihak sekolah sudah mengajukan pembangunan pagar tapi tak ada realisasinya,” ucapnya.

Kepala Sekolah MIN 2 Surade, Ujang awalnya mengatakan soal pungutan gudang itu sebaiknya ditanyakan ke Ketua Komite Sekolah.

Namun kemudian dia mengaku ada iuran dari orang tua murid. Itupun kata dia tidak ditarget atau tidak dipatok.

“Jadi uang yang terkumpul baru Rp 70 juta,” katanya.

Ujang juga mengakui pagar sekolah itu sangat perlu terutama karena berada di pinggir jalan provinsi.

“Anak-anak kan suka dorong – dorongan. Pernah ada yang terjatuh lalu disenggol kendaraan sampai tulang tangan dan punggungnya patah. Akhirnya sekolah juga yang disalahkan. Makanya kami berinisiatif membangun pagar itu,” ujarnya, Minggu (16/4/2023) pagi.

Saat disinggung soal dana BOS, dia mengatakan dana bos diterima masing-masing rekening murid. Aturan mainnya, menurutnya, sudah diatur oleh pihak pemerintah melalui Kementerian Agama.

“Semoga Kementerian Agama mau membantu pembangunan pagar sekolah itu,” katanya.

Pemerhati sosial di Surade, Uceh Suparman, mengatakan antara kepala MIN 2 Surade, Ujang dengan ketua komite, H. Dayat mestinya tidak saling melempar tanggung jawab.

“Terkesan saling lempar tanggung jawab. Siapa itu pemimpin? Pimpinan lembaga pendidikan sebagai lembaga kepercayaan masyarakat mestinya mengaktualisasikan hasil didikannya,” ujar Uceh Suparman. (Os)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *