Rorpermas Habornas Desak Presiden Jokowi Perbaiki Jalan Rusak

Nasional99 Dilihat

FOKUSKEPRI.COM – Forpermas (Forum Perjuangan Masyarakat) Habornas meminta kepada pemerintah untuk memperbaiki jalan kabupaten dan jalan provinsi yang sedang rusak parah,” kata Ketua Forpermas Habornas, Drs Parasmas Pasaribu, MM kepada media, Rabu (6/7/2023).

“Masyarakat di tiga Kecamatan Habinsaran, Keamatan Borbor dan Kecamatan Nassau bersama Forum Perjuangan Masyarakat Habornas ingin mengejar ketertinggalan pembangunan jalan lintas provinsi di Habornas, yaitu Kecamatan Habinsaran, Kecamatan Borbor, dan Kecamatan Nassau, Kaupatrn Toba,” imbuh Pasaribu.

Menurutnya, Kepala Negara dan atau Kementerian PUPR tentu tahu Habornas terletak di daerah terpencil, di pegunungan jauh dari jangkauan pemerintah daerah Kabupaten Toba, dan Pemerintah Provinsi Sumut, sehingga selalu tertinggal dalam segala hal, dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kabupaten Toba.

Padahal, menurutnya lagi, daerahnya sangat subur dan dari segi luas wilayah, Habornas adalah 45% dari luas Kabupaten Toba.

“Salah satu yang sangat tertinggal, yang membuat masyarakat menderita dan dirasakan oleh seluruh masyarakat Habornas adalah kerusakan jalan provinsi yang sudah berlangsung puluhan tahun, dan tidak pernah mendapat perhatian pemerintah yang serius,” ujar Pasaribu.

Dari panjang jalan provinsi yaitu 143 Km., di Habornas, dipastikan 80 Km atau 55% mengalami kerusakan yang sangat parah.

“Sebagian jalan provinsi ini sama sekali belum pernah diaspal, dan sekarang jalan berlobang, terbelah lebih parah dari sekedar kubangan kerbau. Saat ini adalah puncak kerusakan yang paling parah, setelah puluhan tahun dibiarkan,” ucapnya.

Jalan yang puluhan tahun rusak itu, tambah Pasaribu, sebagian pernah diaspal (sewaktu statusnya masih jalan kabupaten), tapi kini aspalnya sudah tergerus, menyisakan batu yang susah dilewati kendaraan.

Bukan hanya itu jalan provinsi ini bahkan terancam putus karena longsor pada 13 titik, meninggalkan lobang longsor menganga, ada yang dibiarkan ditumbuhi rumput semak-semak, sehingga bekas longsornya tidak kelihatan.

“Sangat berbahaya karena tidak diberi tanda, sehingga suatu saat sangat dikhawatirkan akan memakan korban,” ujarnya.

Padahal jalan tersebut, seperti diakuinya dan juga diakui sejumlah masyarakat, adalah kebutuhan dasar bagi masyarakat Habornas sebagai jalan produksi, jalan logistik sekaligus jalan konektivitas menuju ke Kabupaten Labura (Labuhan Baru Utara) dan Kabupaten Tapanuli Utara.

Habornas adalah pusat produksi pangan berupa beras, jagung, kopi, kelapa sawit, sayur mayur, jeruk, durian dan komoditas pertanian yang exotis yaitu kemenyan dan andaliman yang sudah tersohor sampai ke luar negeri.

Forpemas Habornas sudah berusaha mengadukan masalah ini kepada Pemrov Sumatera utara, yang dimulai dengan audiensi dengan Ketua DPRD Sumut, pada bulan Maret 2022, kemudian dilanjutkan dengan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi D DPRD Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 7 Juli 2022 dengan menghadirkan Kepala Dinas PUPR Sumut dan Pemkab Sumut. Kemudian dilanjutkan dengan RDP yang kedua dengan Komisi D DPRD Sumut, pada tanggal 23 Mei 2023.

“Pada saat RDP tanggal 23 Mei itu, kami melihat bahwa Pemrov Sumut sudah berusaha maksimal membangun jalan di Habornas dengan mengucurkan dana sebesar Rp.80 miliar dengan panjang jalan 12,9 Km.

Pada bulan Maret tahun 2022, jauh sebelum medsos Bima di Lampung viral, kami sudah melaporkan jalan rusak parah ini kepada Gubernur Sumut, Menteri PUPR dan Kepada Presiden Jokowi, lewat media sosial Facebook dan Twitter tapi tidak bisa viral karena sinyal Telkomsel di Habornas selalu hidup mati,” katanya.

Menurutnya, pada Pilpres tahun 2014 dan tahun 2019 masyarakat ketiga Kecamatan tersebut, begitu antusias memilih dan memenangkan Jokowi menjadi Presiden Republik Indonesia.

Tapi saat ini seluruh masyarakat merasa kecewa, karena dalam kurun waktu dua periode masa pemerintahan Presiden Jokowi, sama sekali tidak memperhatikan kesulitan dan kesusahan yang kami alami setiap hari, sehingga sudah mulai timbul keputusasaan dan muncul wacana di tengah-tengah masyarakat untuk tidak menggunakan hak pilihnya lagi pada Pilpres 2024. Sebenarnya masyarakat mendukung ketiga camat di Habornas. Tetapi kami masih kecewa karena jalan rusak di Habornas tak kunjung diperbaiki,” kata Maruli. (Os)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *